Selasa, 11 Maret 2014

PENGURBANAN MANUSIA (MA’ BARATA) PADA ACARA RAMBU SOLO’ DI TORAJA :
Kurban manusia (Barata) pada upacara Rambu Solo’ di toraja berlangsung hingga masuknya Pemerintah Kolonial Belanda ke Toraja. Pengurbanan manusia itu disebut Ma’ Barata, yakni suatu tradisi yg dilakukan sebagai penghormatan serta sebagai tanda kepahlawanan/keberanian dari seorang bangsawan atau pahlawan dalam perang Topadatindo dan perang saudara lainnya pada permulaan abad ke-17. Ma’ Barata bukanlah persyaratan dalam Alukta, tetapi hanya sebagai tradisi sehingga dilarang sejak masuknya Belanda.
Adat Ma’ Barata ini hanya dilakukan pada upacara Rapasan, dimana seorang yang menjadi kurban Barata diikat tangannya dan ditambatkan pada Simbuang Batu, menunggu saatnya dipancung. Kurban Barata ini boleh laki – laki atau wanita yang ditangkap saat perang atau jika tidak ada perang maka ditangkap dengan cara “Mangaun” (mengintip untuk menangkap) dari orang – orang yang telah disepakati oleh para Topadatindo atau para peminpin peperangan lainnya. Menurut kesepakatan Topadatindo yg dipegang oleh penerusnya, yg menjadi korban Barata adalah tawanan dalam perang atau orang – orang yg tidak ikut berpartisipasi dlm persatuan melawan Arung Palakka ( To Ribang La’bo’, To Simpo Mataran) yg berasal dari daerah “Karunanga”, suatu daerah yg terletak di bagian utara pegunungan Toraja. Orang – orang inilah yg selalu menjadi buronan pada setiap saat ada rencana Ma’ Barata, itupun melalui pertarungan, karena orang yg diburu selalu mengadakan perlawanan dengan mati-matian.




Oleh karena sering terjadi perkelahian yg hebat dalam menangkap Kurban Barata, maka apabila tdk dpt ditangkap hidup-hidup sering terpaksa hrs dibunuh dan diambil kepalanya untuk dibawa ketempat Upacara Pemakaman sebagai tanda bahwa orang yg mati itu sudah diberikan Kurban Manusia… sebagai tanda peranannya dimasyarakat pada masa hidupnya. Orang yg diupacarakan dengan adanya Kurban Barata ini dinamakan To dipa’barataan.

Saat ini masih ada tongkonan di Toraja yg menyimpan Kepala/tengkorak Manusia Kurban Barata atau kepala yang dirampas dalam perang saudara, sebagai tanda bahwa turunan dari tongkonan ini adalah turunan pemberani serta leluhurnya dahulu ada yg dimakamkan dengan upacara adat Barata dan Tongkonan itu merupakan Tongkonan Penguasa yg Pemberani....
(dari berbagai sumber)….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar